LAPORAN
OBSERVASI MATA KULIAH KEPEMIMPINAN
DI
SMP NEGERI 23 SURABAYA
LIANA FERUCA ( 108554217
)
DAYAN EKA SARI ( 108554224
)
DEFI SITA AYU ( 108554226
)
IKA NOVITASARI ( 108554240
)
PRI ITSNAINI DANAVIA ( 108554246 )
M. NUR MUHTADIN (
108554287 )
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
SI. PENDIDIKAN EKONOMI
PRODI ADMINISTRASI PERKANTORAN
KATA
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayahnya makalah laporan observasi mata
kuliah kepemimpinan di SMP Negeri 23 Surabaya dapat selesai tepat pada
waktunya.
Manusia merupakan makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia selalu berhubungan dengan orang lain
baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar. Untuk dapat hidup secara
harmonis dalam sebuah kelompok itu tidak mudah. Perlu adanya seseoarang yang
memimpin kelompok tersebut. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin
dirinya sendiri.
Dengan berjiwa pemimpin manusia
akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya
dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut
kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
yang diterapkan oleh seorang kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya maka
dari itu kami melakukan observasi dan di sunsunlah makalah laporan penelitian
gaya kepemimpinan yang berjudul LAPORAN OBSERVASI MATA KULIAH KEPEMIMPINAN DI
SMP NEGERI 23 SURABAYA.
Kami menyadari, makalah ini masih
jauh dari sempurna meskipun telah diusahakan semaksimal mungkin untuk tampil
seperti harapan semua pihak. Namun keterbatasan sebagai seorang penulis masih
tetap ada. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan
untuk penyempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua. Amin...
Surabaya, 29
Oktober 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan
Penelitian.......................................................................................................... 2
BAB II Kajian Pustaka
2.1 Pengertian Kepemimpinan.............................................................................................11
2.2 Tugas dan Tanggung Jawab
Kepala Sekolah.................................................................19
2.3 Gaya Kepemimpinan Kepala
Sekolah di SMP Negeri 23 Suarabaya……………….....34
BAB III Penutup
3.1
Kesimpulan..................................................................................................................43
3.2 Saran...........................................................................................................................43
Lampiran...........................................................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG
Kepemimpinan adalah kemampuan
seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai
tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan
tujuan organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,
mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkan kekuasaan
adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang
diinginkan pihak lainnya.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya.
Ketiga kata yaitu pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan
sebelumnya tersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena
untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi
banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteria yang
tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan, apakah itu
kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang
dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya
kepemimpinan yang akan diterapkan.
Pada masa sekarang ini setiap
individu sadar akan pentingnya ilmu sebagai petunjuk/alat/panduan untuk
memimpin umat manusia yang semakin besar jumlahnya serta komplek persoalannya.
Atas dasar kesadaran itulah dan relevan dengan upaya proses pembelajaran yang
mewajibkan kepada setiap umat manusia untuk mencari ilmu. Dengan demikian upaya
tersebut tidak lepas dengan pendidikan, dan tujuan pendidikan tidak akan
tercapai secara optimal tanpa adanya manajemen atau pengelolaan pendidikan yang
baik, yang selanjutnya dalam kegiatan manajemen pendidikan diperlukan adanya
pemimpin yang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.
2.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan pemimpin dan gaya kepemimpinan ?
2. Bagaimanakah tugas dan tanggung jawab kepala
sekolah ?
3. Bagaimanakah gaya kepemimpinan yang diterapkan
oleh kepala sekolah di SMPN 23 Surabaya ?
3.
TUJUAN PENELITIAN
1. Memahami hakikat kepemimpinan dan gaya – gaya kepemimpinan
2. Mengetahui tugas dan tanggung jawab kepala
sekolah
3. Mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan
oleh kepala sekolah SMPN 23 Surabaya
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Kepemimpinan atau leadership merupakan ilmu
terapan dari ilmu-ilmu social, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya diharapkan
dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia. Ada banyak pengertian
yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut pandang masing-masing,
definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa kesamaan.
Pengertian
Kepemimpinan Menurut Para ahli
1. George R. Terry
(yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi nsure pencapaian tujuan.
4. Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
6. William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
8. Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups.
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.
9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
10. P. Pigors (1935)
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.
11. Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan nsur-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
12. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934)
Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.
13. Locke & Associates (1997)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .
14. John W. Gardner (1990)
Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
15. Theo Haiman & William G.Scott (1974)
Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.
16. Duben (1954)
Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
17. F.A.Nigro(1965)
Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.
18. Reed (1976)
Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin.
19. G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
20. James M. Black (1961)
Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.
21. Harold Koontz (1989)
Pengaruh, seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.
22. R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 1969.
Kepemimpinan sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka harus berbuat demikian.
23. P. Pigors “Ledearship and Domination”
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari perbedaan-perbedaan individual.
24. Keth Davis “Human Relations at Work”
Kepemimpinan sebagai nsure manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan.
25. Ordway Tead “ The Technigue of Creative Leadershif in Human Nature and Management”.
Kepemimpinan sebagai kombinasi perangai-perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
26. E.S. Bogardus “Leader and Leadership”.
Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok.
Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses nsure yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain.
27. F.I. Munson “ The Management of Man”.
Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan sebesar-besarnya (sebesar mungkin) kerja sama.
28. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
29. W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior”
Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki.
30. J.B. NASH “Leadership”
Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang.
31. Ordway Tead “ The Art of Leadership”
Kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki.
32. H.H. Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”, Journal Education School, 1944.
Kepemimpinan muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh individu-individu lain.
33. J.K. Hemphill
- Dalam “ The Leader and his Group”.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu sementara ia terlibat dalam pengerahan kegiatan-kegiatan kelompok.
- Dalam “ A Propossed Theory of leadership in small groups; Technical report”.
Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama.
34. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
35. C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928.
Kepemimpinan adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan yang terselubung.
36. C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development”
Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan kekerasan/wewenang.
37. N. Copeland “Psychology and the Soldier”
Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan.
38. H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”
Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama.
39. C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955
Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain.
40. H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”
Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri.
41. R. M. Bellows “Creative Leadership”
Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum.
42. Ralp M. Stogdill (1950)
Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan).
- Dalam “Individual Behavior and Group Achievement”
Kepemimpinan adalah permulaan pembentukan struktur dan memeliharanya dalam harapan dan interaksi.
- Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji, MPA,
a. Leadership As A Focus Of Group Process
(Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok)
b. Leadership As Personality And Its Effects
(Kepemimpinan sebagai kepribadian seseorang yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan watak (Character) yang memadai dari suatu kepribadian)
c. Leadership As The Art Of Inducing Comliance
(Kepemimpinan sebagai seni untuk menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan)
d. Leadership As The Exercise Of Its Influence
(Kepemimpinan sebagai pelaksanaan pengaruh)
e. Leadership As Act Or Behavior
(Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku)
f. Leadership As A From Of Persuasion
(Kepemimpinan adalah bentuk persuasi)
g. Leadership As A Power Relation
(Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan/kekuatan)
h. Leadership Is An Instrumental Of Goal Achievement
(Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan)
i. Leadership As An Effect Of Interaction
(Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi)
j. Leadership As A Deferentiated Role
(Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan)
k. Leadership As The Initiation Of Structur
(Kepemimpinan sebagai awal dari pada struktur)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi nsure pencapaian tujuan.
4. Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
6. William G.Scott (1962)
Kepemimpinan adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
8. Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups.
Kepemimpinan dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.
9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)
Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
10. P. Pigors (1935)
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama.
11. Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin kelompok dengan nsur-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari situasi khusus.
12. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934)
Kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan penggunaan kekuasaan.
13. Locke & Associates (1997)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .
14. John W. Gardner (1990)
Kepimpinan sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
15. Theo Haiman & William G.Scott (1974)
Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.
16. Duben (1954)
Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
17. F.A.Nigro(1965)
Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.
18. Reed (1976)
Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin.
19. G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
20. James M. Black (1961)
Kepemimpinan adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.
21. Harold Koontz (1989)
Pengaruh, seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.
22. R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 1969.
Kepemimpinan sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka harus berbuat demikian.
23. P. Pigors “Ledearship and Domination”
Kepemimpinan adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia dalam mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari perbedaan-perbedaan individual.
24. Keth Davis “Human Relations at Work”
Kepemimpinan sebagai nsure manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan.
25. Ordway Tead “ The Technigue of Creative Leadershif in Human Nature and Management”.
Kepemimpinan sebagai kombinasi perangai-perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
26. E.S. Bogardus “Leader and Leadership”.
Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok.
Tidak saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia juga merupakan suatu proses nsure yang melibatkan sejumlah orang dalam kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain.
27. F.I. Munson “ The Management of Man”.
Kepemimpinan sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan sebesar-besarnya (sebesar mungkin) kerja sama.
28. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
29. W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior”
Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki.
30. J.B. NASH “Leadership”
Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang.
31. Ordway Tead “ The Art of Leadership”
Kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki.
32. H.H. Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”, Journal Education School, 1944.
Kepemimpinan muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh individu-individu lain.
33. J.K. Hemphill
- Dalam “ The Leader and his Group”.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu sementara ia terlibat dalam pengerahan kegiatan-kegiatan kelompok.
- Dalam “ A Propossed Theory of leadership in small groups; Technical report”.
Memimpin berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah bersama.
34. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
35. C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928.
Kepemimpinan adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan yang terselubung.
36. C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development”
Kepemimpinan menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan kekerasan/wewenang.
37. N. Copeland “Psychology and the Soldier”
Kepemimpinan adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti serangkaian tindakan.
38. H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”
Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama.
39. C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955
Kepemimpinan sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain.
40. H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”
Kepemimpinan dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi; disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri.
41. R. M. Bellows “Creative Leadership”
Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum.
42. Ralp M. Stogdill (1950)
Is the process of influencing group activities toward goal setting and goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah penentuan tujuan dan mencapai tujuan).
- Dalam “Individual Behavior and Group Achievement”
Kepemimpinan adalah permulaan pembentukan struktur dan memeliharanya dalam harapan dan interaksi.
- Dalam “A Handbook of Leadership” yang dikutip oleh Prof. Drs. S. Pamuji, MPA,
a. Leadership As A Focus Of Group Process
(Kepemimpinan sebagai titik pusat proses kelompok)
b. Leadership As Personality And Its Effects
(Kepemimpinan sebagai kepribadian seseorang yang memiliki sejumlah perangai (Traits) dan watak (Character) yang memadai dari suatu kepribadian)
c. Leadership As The Art Of Inducing Comliance
(Kepemimpinan sebagai seni untuk menciptakan kesesuaian paham, kesepakatan)
d. Leadership As The Exercise Of Its Influence
(Kepemimpinan sebagai pelaksanaan pengaruh)
e. Leadership As Act Or Behavior
(Kepemimpinan sebagai tindakan atau prilaku)
f. Leadership As A From Of Persuasion
(Kepemimpinan adalah bentuk persuasi)
g. Leadership As A Power Relation
(Kepemimpinan sebagai suatu hubungan kekuasaan/kekuatan)
h. Leadership Is An Instrumental Of Goal Achievement
(Kepemimpinan adalah sarana pencapaian tujuan)
i. Leadership As An Effect Of Interaction
(Kepemimpinan adalah suatu hasil dari interaksi)
j. Leadership As A Deferentiated Role
(Kepemimpinan adalah peranan yang dipilahkan)
k. Leadership As The Initiation Of Structur
(Kepemimpinan sebagai awal dari pada struktur)
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003)
Pengertian
Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau
bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing
orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003)
Pengertian
Kepemimpinan yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang
berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang
tepat bagi situasi yang khusus.
BAB III
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PEMIMPIN
Definisi
Kepemimpinan
Kepemimpinan atau leadership merupakan
ilmu terapan dari ilmu-ilmu nsure, sebab prinsip-prinsip dan rumusannya
diharapkan dapat mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan manusia (Moejiono,
2002). Ada banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar menurut sudut
pandang masing-masing, definisi-definisi tersebut menunjukkan adanya beberapa
kesamaan.
Menurut Tead; Terry; Hoyt (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang
didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Menurut Young (dalam Kartono, 2003) Pengertian Kepemimpinan yaitu bentuk
dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau
mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh
kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.
Moejiono (2002) memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya
sebagai akibat pengaruh satu arah, karena pemimpin mungkin memiliki
kualitas-kualitas tertentu yang membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para
ahli teori sukarela (compliance induction theorist) cenderung
memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan
sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan pemimpin (Moejiono,
2002).
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan
mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah
laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam
bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau
kelompok.
Tipe Kepemimpian
Situasi lingkungan bisnis yang
secara dinamis terus berubah menuntut perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan
lingkungannya. Kegagalan dalam mengenal perubahan dan kecepatan beradaptasi
dapat menyebabkan perusahaan tidak memiliki daya saing yang baik.
Ada empat tipe kepemimpinan
yang dapat digunakan untuk berbagai organisasi:
Directive
Adalah salah satu tipe
kepemimpinan tertua dan seringkali disebut juga dengan pendekatan otoriter.
Dalam tipe ini, pemimpin akan menyuruh seseorang untuk melakukan sesuatu dan
mengharapkan mereka untuk segera melakukannya.
Participative
Dalam tipe ini, pemimpin
mencari input dari pihak lain dan mengajak orang-orang yang relevan dengan
pembahasan untuk pengambilan keputusan
Laissez-faire
Mendorong inisiatif dari
banyak pihak agar bersama-sama memikirkan bagaimana proses pengerjaan sampai
menghasilkan outcome.
Adaptive
Gaya kepemimpinan yang
mengalir dan menyesuaikan gaya sesuai dengan keadaan lingkungan dan individu
yang berpartisipasi.
Gaya
Kepemimpinan Otoriter / Authoritarian
Adalah gaya pemimpin yang memusatkan segala keputusan dan
kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara penuh. Segala pembagian
tugas dan tanggung jawab dipegang oleh si pemimpin yang otoriter tersebut,
sedangkan para bawahan hanya melaksanakan tugas yang telah diberikan.
Gaya Kepemimpinan Demokratis /
Democratic
Gaya kepemimpinan demokratis adalah gaya pemimpin yang
memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan
selalu mengikutsertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis pemimpin memberikan banyak informasi tentang tugas
serta tanggung jawab para bawahannya.
GAYA
KEPEMIMPINAN BERDASARKAN KEPRIBADIAN1. Gaya Kepemimpinan Karismatis
2. Gaya Kepemimpinan Diplomatis
3. Gaya Kepemimpinan Moralis
Gaya Kepemimpinan Karismatis
Kelebihan gaya kepemimpinan karismatis ini adalah mampu
menarik orang. Mereka terpesona dengan cara berbicaranya yang membangkitkan
semangat. Biasanya pemimpin dengan gaya kepribadian ini nsureme. Mereka sangat
menyenangi perubahan dan tantangan.
Kelemahan terbesar tipe kepemimpinan model ini bisa di
analogikan dengan peribahasa Tong Kosong Nyaring Bunyinya. Mereka mampu menarik
orang untuk nsure kepada mereka. Setelah beberapa lama, orang – orang yang nsure
ini akan kecewa karena ketidak-konsisten-an. Apa yang diucapkan ternyata tidak
dilakukan. Ketika diminta pertanggungjawabannya, si pemimpin akan memberikan unsur,
permintaan maaf, dan janji.
Gaya
Kepemimpianan Diplomatis
Kelebihan gaya kepemimpinan diplomatis ini ada di
penempatan perspektifnya. Banyak orang seringkali melihat dari satu sisi, yaitu
sisi keuntungan dirinya. Sisanya, melihat dari sisi keuntungan lawannya. Hanya
pemimpin dengan kepribadian putih ini yang bisa melihat kedua sisi, dengan
jelas! Apa yang menguntungkan dirinya, dan juga menguntungkan lawannya.
Kesabaran dan kepasifan adalah kelemahan pemimpin dengan
gaya diplomatis ini. Umumnya, mereka sangat sabar dan sanggup menerima tekanan.
Namun kesabarannya ini bisa sangat keterlaluan. Mereka bisa menerima perlakuan
yang tidak menyengangkan tersebut, tetapi pengikut-pengikutnya tidak. Dan
seringkali hal inilah yang membuat para pengikutnya meninggalkan si pemimpin.
Kelebihan dari gaya kepemimpinan seperti ini adalah
umumnya Mereka hangat dan sopan kepada semua orang. Mereka memiliki empati yang
tinggi terhadap permasalahan para bawahannya, juga sabar, murah hati Segala
bentuk kebajikan ada dalam diri pemimpin ini. Orang – orang yang nsure karena
kehangatannya terlepas dari segala kekurangannya.
Kelemahan dari pemimpinan seperti ini adalah emosinya.
Rata orang seperti ini sangat tidak stabil, kadang bisa tampak sedih dan
mengerikan, kadang pula bisa sangat menyenangkan dan bersahabat.
Kegiatan
manusia secara bersama-sama selalu membutuhkan kepemimpinan. Untuk berbagai
usaha dan kegiatannya diperlukan upaya yang terencana dan sistematis dalam
melatih dan mempersiapkan pemimpin baru. Oleh karena itu, banyak studi dan
penelitian dilakukan orang untuk mempelajari masalah pemimpin dan kepemimpinan yang
menghasilkan berbagai teori tentang kepemimpinan. Teori kepemimpinan merupakan
penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep-konsep
kepemimpinannya, dengan menonjolkan latar belakang historis, sebab-sebab
timbulnya kepemimpinan, persyaratan pemimpin, sifat utama pemimpin, tugas pokok
dan fungsinya serta etika profesi kepemimpinan (Kartini Kartono, 1994: 27).
Teori kepemimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan penjelasan dan interpretasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan dengan mengemukakan beberapa segi antara lain : Latar belakang sejarah pemimpin dan kepemimpinan Kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia. Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa.
Sebab-sebab
munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin, antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan tuntutan lingkungan.
Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
1. Teori-teori dalam Kepemimpinan
a) Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau nsur ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau nsur-ciri di dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian (1994:75-76) adalah: – pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas, obyektivitas, nsurem, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi masa depan; – sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas nsureme; – kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, nsur atau perangai pemimpin; justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b) Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok nsure pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin mempunyai deskripsi perilaku:
1.
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung
mementingkan bawahan memiliki nsur ramah tamah,mau berkonsultasi, mendukung,
membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta
memperlakukannya setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan
perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.
2.
Berorientasi kepada bawahan dan produksi
perilaku pemimpin yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada
hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan
bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan.
Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki
kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan
dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku
pemimpin menurut model leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu
berorientasi kepada pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik
kepemimpinan, perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu
perhatiannya terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja.
Kecenderungan perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari
masalah fungsi dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)
c)
Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh nsur kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan nsure waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah :
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas;
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan;
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan;
* Norma yang dianut kelompok;
* Rentang kendali;
* Ancaman dari luar organisasi;
* Tingkat stress;
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan nsur kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntutan situasi tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut berkembanglah model-model kepemimpinan berikut:
a. Model Otokratik-Demokratik
Gaya dan perilaku kepemimpinan tertentu selain berhubungan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, juga berkaitan dengan fungsi kepemimpinan tertentu yang harus diselenggarakan. Contoh: dalam hal pengambilan keputusan, pemimpin bergaya otokratik akan mengambil keputusan sendiri, nsur kepemimpinan yang menonjol ketegasan disertai perilaku yang berorientasi pada penyelesaian tugas.Sedangkan pemimpin bergaya demokratik akan mengajak bawahannya untuk berpartisipasi. Ciri kepemimpinan yang menonjol di sini adalah menjadi pendengar yang baik disertai perilaku memberikan perhatian pada kepentingan dan kebutuhan bawahan.
b. Model ” Interaksi Atasan-Bawahan”
Menurut model ini, efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada interaksi yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya dan sejauhmana interaksi tersebut mempengaruhi perilaku pemimpin yang bersangkutan. Seorang akan menjadi pemimpin yang efektif, apabila: * Hubungan atasan dan bawahan dikategorikan baik; * Tugas yang harus dikerjakan bawahan disusun pada tingkat struktur yang tinggi; * Posisi kewenangan pemimpin tergolong kuat.
c. Model Situasional
Model ini menekankan bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang tergantung pada pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat untuk menghadapi situasi tertentu dan tingkat kematangan jiwa bawahan. Dimensi kepemimpinan yang digunakan dalam model ini adalah perilaku pemimpin yang berkaitan dengan tugas kepemimpinannya dan hubungan atasan-bawahan. Berdasarkan dimensi tersebut, gaya kepemimpinan yang dapat digunakan adalah * Memberitahukan;
* Menjual;
* Mengajak bawahan berperan serta;
* Melakukan pendelegasian.
d. Model ” Jalan- Tujuan ”
Seorang pemimpin yang efektif menurut model ini adalah pemimpin yang mampu menunjukkan jalan yang dapat ditempuh bawahan. Salah satu mekanisme untuk mewujudkan hal tersebut yaitu kejelasan tugas yang harus dilakukan bawahan dan perhatian pemimpin kepada kepentingan dan kebutuhan bawahannya. Perilaku pemimpin berkaitan dengan hal tersebut harus merupakan nsure motivasional bagi bawahannya.
e. Model
“Pimpinan-Peran serta Bawahan” :
Perhatian utama model ini adalah perilaku pemimpin dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku pemimpin perlu disesuaikan dengan struktur tugas yang harus diselesaikan oleh bawahannya. Salah satu syarat penting untuk nsurem tersebut adalah adanya serangkaian ketentuan yang harus ditaati oleh bawahan dalam menentukan bentuk dan tingkat peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan. Bentuk dan tingkat peran serta bawahan tersebut “didiktekan” oleh situasi yang dihadapi dan masalah yang ingin dipecahkan melalui proses pengambilan keputusan.
Unsur – unsur
Pokok Dalam Kepemimpinan
2.
2.
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB KEPALA SEKOLAH
a.
Tugas
Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
Tidak semua kepala sekolah
mengerti maksud kepemimpinan, kualitas serta fungsi-fungsi yang harus dijalankan
oleh pemimpin pendidikan. Setiap orang yang memberikan sumbangan bagi perumusan
dan pencapaian tujuan bersama adalah pemimpin, namun individu yang mampu
memberi sumbangan yang lebih besar terhadap perumusan tujuan serta terhimpunnya
suatu kelompok di dalam kerja sama mencapainya, dianggap sebagai pemimpin yang
sebenarnya. Orang yang memegang jabatan kepala sekolah adalah pemimpin
pendidikan.
Menurut (Dirawat, 1986 : 80) tugas dan tanggungjawab kepala sekolah dapat digolongkan kepada dua bidang, yaitu:
1. Tugas kepala sekolah dalam bidang administrasi dapat digolongkan menjadi enam bidang yaitu:
1) Pengelolaan pengajaran
Pengelolaan pengajaran ini
merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok.
Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:
- pemimpin pendidikan hendaknya
menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk tiap bidang studi dan
tiap kelas,
- menyusun program sekolah untuk
satu tahun,
- menyusun jadwal pelajaran,
- mengkoordinir kegiatan-kegiatan
penyusunan model satuan pengajaran,
- mengatur kegiatan penilaian,
- melaksanakan norma-norma kenaikan
kelas,
- mencatat dan melaporkan hasil
kemampuan belajar murid,
- mengkoordinir kegiatan bimbingan
sekolah,
- mengkoordinir program non
kurikuler,
- merencanakan pengadaan,
- memelihara dan mengembangkan buku
perpustakaan sekolah dan alat-alat pelajaran.
2) Pengelolaan kepegawaian
Termasuk dalam bidang ini yaitu
menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan penyeleksian,
pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf
sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah
jaminan kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan
menyenangkan, masalah penerapan kode etik jabatan.
3) Pengelolaan kemuridan
Dalam bidang ini kegiatan yang
nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru, pembagian murid atas
tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping), perpindahan dan
keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus (special
services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran,
penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang
kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi,
dan sebagainya.
4) Pengelolaan gedung dan halaman
Pengelolaan ini menyangkut
usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan pemakaian,
pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah,
keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain
gedung (ruangan sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah,
meubel sekolah, alat-alat pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan
sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah,
perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan alat-alat
komunikasi,
5) Pengelolaan keuangan
Dalam bidang ini menyangkut
masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan penyelenggaraan
otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid,
usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta
keramaian.
6) Pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat
Untuk memperoleh simpati dan
bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan untuk dapat
menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.
2.Tugas Kepala Sekolah Dalam Bidang Supervisi
Kepala Sekolah bertugas memberikan bimbingan, bantuan, pengawasan dan
penilaian pada masalah-masalah yang berhubungan dengan teknis penyelenggaraan
dan pengembangan pendidikan pengajaran yang berupa perbaikan program dan
kegiatan pendidikan pengajaran untuk dapat menciptakan situasi belajar
mengajar. Tugas ini antara lain :
- Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami secara jelas
tujuan-tujuan pendidikan pengajaran yang hendak dicapai dan hubungan
antara aktivitas pengajaran dengan tujuan-tujuan.
- Membimbing guru-guru agar mereka dapat memahami lebih jelas
tentang persoalan-persoalan dan kebutuhan murid.
- Menyeleksi dan memberikan tugas-tugas yang paling cocok bagi
setiap guru sesuai dengan minat, kemampuan bakat masing-masing dan
selanjutnya mendorong mereka untuk terus mengembangkan minat, bakat dan
kemampuannya.
·
Membimbing
dan mengawasi guru-guru agar mereka pandai memilih metode-metode mengajar yang
baik dan melaksanakan metode itu sesuai dengan bahan pelajaran dan kemampuan
anak,
·
Menyelenggarakan
rapat-rapat dewan guru secara insidentil maupun secara periodik, khusus untuk
membicarakan kurikulum metode mengajar dan sebagainya,
·
Mengadakan
kunjungan kelas (class visit) yang teratur mengunjungi guru yang sedang
mengajar, untuk meneliti bagaimana cara, metode mengajarnya, kemudian
mengadakan diskusi dengan guru yang bersangkutan,
·
Setiap
permulaan tahun ajaran guru-guru diwajibkan menyusun suatu silabus pelajaran
yang akan diajarkannya, dengan berpedoman kepada rencana pelajaran kurikulum
yang berlaku di sekolah,
·
Pada
setiap akhir tahun masing-masing guru mengadakan. Penilaian cara-cara hasil
kerjanya (sesuai dengan silabus) untuk selanjutnya mengadakan
perbaikan-perbaikan dalam tahun ajaran berikutnya,
·
Setiap
akhir tahun ajaran mengadakan penelitian bersama guru-guru mengenai situasi dan
kon.disi sekolah pada umumnya dan usaha memperbaikinya. (sebagai pedoman
program sekolah untuk tahun ajaran berikutnya).
b. Peran Kepala Sekolah
sebagai Pemimpin Pendidikan
Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi school plant, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah.
Kepala sekolah dituntut untuk
senantiasa berusaha membina dan mengembangkan hubungan kerja sama yang baik
antara sekolah dengan masyarakat guna mewujudkan sekolah yang efektif dan
efisien. Hubungan yang harmonis ini akan membentuk saling pengertian antara
sekolah, orang tua, masyarakat, dan lembaga-lembaga, saling membantu antara
sekolah dan masyarakat karena mengetahui manfaat dan pentingnya peranan
masing-masing, dan kerja sama yang erat antara sekolah dengan berbagai pihak
yang ada di masyarakat dan mereka merasa ikut bertanggung jawab atas suksesnya
pendidikan di sekolah. Kepala sekolah juga tidak saja dituntut untuk
melaksanakan berbagai tugasnya di sekolah, tetapi ia juga harus mampu menjalin
hubungan kerja sama dengan masyarakat dalam rangka membina pribadi peserta
didik secara optimal. Kepala sekolah dapat menerima tanggung jawab
tersebut, namun ia belum tentu mengerti dengan jelas bagaimna ia dapat
menyumbang ke arah perbaikan program pengajaran.
Cara kerja kepala sekolah dan cara
ia memandang peranannya dipengaruhi oleh kepribadiannya, persiapan dan
pengalaman profesionalnya, serta ketetapan yang dibuat oleh sekolah mengenai
peranan kepala sekolah di bidang pengajaran. Pelayanan pendidikan dalam dinas
bagi administrator sekolah dapat memperjelas harapan-harapan atas peranan
kepala sekolah.
Menurut Purwanto, mengatakan bahwa
seorang kepala sekolah mempunyai sepuluh macam peranan, yaitu : “Sebagai
pelaksana, perencana, seorang ahli, mengawasi hubungan antara anggota-anggota,
menwakili kelompok, bertindak sebagai pemberi ganjaran, bertindak sebagai
wasit, pemegang tanggung jawab, sebagai seorang pencipta, dan sebagai seorang
ayah.” (Purwanto, 2004 : 65)
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut :
1) Sebagai pelaksana (executive)
Seorang pemimpin tidak boleh
memaksakan kehendak sendiri terhadap kelompoknya. Ia harus berusaha memenuhi
kehendak dan kebutuhan kelompoknya, juga program atau rencana yang telah
ditetapkan bersama
2) Sebagai perencana (planner)
Sebagai kepala sekolah yang baik
harus pandai membuat dan menyusun perencanaan, sehingga segala sesuatu yang
akan diperbuatnya bukan secara sembarangan saja, tatapi segala tindakan
diperhitungkan dan bertujuan.
3) Sebagai seorang ahli (expert)
Ia haruslah mempunyai keahlian
terutama yang berhubungan dengan tugas jabatan kepemimpinan yang dipegangnya.
4) Mengawasi hubungan antara anggota-anggota kelompok (contoller of internal relationship)
Menjaga jangan sampai terjadi
perselisihan dan berusaha mambangun hubungan yang harmonis.
5) Mewakili kelompok (group representative)
5) Mewakili kelompok (group representative)
Ia harus menyadari, bahwa baik
buruk tindakannya di luar kelompoknya mencerminkan baik buruk kelompok yang
dipimpinnya.
6) Bertindak sebagai pemberi ganjaran / pujian dan hukuman.
Ia harus membesarkan hati
anggota-anggota yang bekerja dan banyak sumbangan terhadap kelompoknya.
7) Bertindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and modiator)
Dalam menyelesaikan perselisihan
atau menerima pengaduan antara anggota-anggotanya ia harus dapat bertindak
tegas, tidak pilih kasih atau mementingkan salah satu anggotanya.
8) Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya
Ia haruslah bertanggung jawab
terhadap perbuatan-perbuatan anggota-anggotanya yang dilakukan atas nama
kelompoknya.
9) Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (idiologist)
Seorang pemimpin hendaknya
mempunyai kosepsi yang baik dan realistis, sehingga dalam menjalankan
kepemimpinannya mempunyai garis yang tegas menuju kearah yang dicita-citakan.
10) Bertindak sebagai ayah (father figure)
Tindakan pemimpin terhadap anak
buah/kelompoknya hendaknya mencerminkan tindakan seorang ayah terhadap anak
buahnya.
FUNGSI
KEPALA SEKOLAH
Fungsi utama kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan ialah menciptakan situasi belajar mengajar, sehingga guru dapat
mengajar dan murid-murid dapat belajar dengan baik. Dalam melaksanakan fungsi
tersebut, menurut Hendiyat Soetopo ”kepala sekolah memiliki tanggung jawab
ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi belajar
mengajar dengan baik, dan melaksanakan supervisi sehingga guru-guru bertambah
dalam menjalankan tugas-tugas pengajaran dan dalam membimbing pertumbuhan
murid.
Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah
menghadapi tanggung jawab yang berat.Banyaknya tanggung jawab itu, sehingga
kepala sekolah memerlukan pembantu, dan seharusnya belajar mendelegasikan
wewenang dan tanggung jawab sehingga dapat memusatkan perhatiannya pada
usaha-usaha pembinaan program pengajaran. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala
sekolah bertanggung jawab untuk pertumbuhan guru-guru secara kontinu. Dengan
praktek demokratis, ia harus mampu membantu guru dalam mengenal kebutuhan
masyarakat sehingga tujuan pendidikan memenuhi hal itu. Ia harus mampu membantu
guru dalam membina kurikulum sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan anak.
Ia harus mampu menstimulir guru-guru untuk mengembangkan metode dan prosedur
pengajaran. Ia harus mampu membantu guru-guru mengevaluasi program pendidikan
dan hasil belajar murid. Ia harus mampu juga menilai sifat-sifat kemampuan
guru-guru sehingga ia dapat membantu perbaikan mereka. Untuk dapat melaksanakan
tanggung jawab tersebut di atas kepala sekolah harus memiliki pendidikan dan
pengalaman yang diperlukan bagi kepemimpinan pendidikan.
KEPALA
SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR
Menurut M.
Ngalim Purwanto bahwa:
Kepala sekolah sebagai administrator
pendidikan bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di sekolahnya. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik, kepala sekolah hendaknya memahami, menguasai dan mampu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang berkenaan dengan fungsinya sebagai administrator
pendidikan.
Dalam setiap kegiatan administrasi terkandung
di dalamnya fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
kepegawaian.Kepala sekolah sebagai administrasi hendaknya mampu mengaplikasikan
fungsi-fungsi tersebut ke dalam pengelolaan sekolah yang dipimpinnya.
Membuat
Perencanaan (Planning)
Salah-satu fungsi utama dan pertama yang
menjadi tanggungjawab kepala sekolah adalah membuat atau menyusun perencanaan.
Perencanaan merupakan salah-satu syarat mutlak bagi suatu organisasi atau
lembaga dan bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun kelompok. Tanpa
perencanaan atau planning, pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami suatu
kesulitan bahkan mungkin juga kegagalan. Supaya perencanaan di sekolah
benar-benar berarti, maka perlu ia mendesain dan mengembangkan dengan cermat,
dalam setiap kegiatan perencanaan. Orang-orang yang ingin berpartisipasi dalam
suatu peren- canaan hendaknya diikutsertakan dalam pengembangan prosedur-prose-
dur atau aturan-aturan untuk bisa menguasainya. Caranya perencanaan dilakukan
di sekolah-sekolah tertentu akan bergantung pada sejumlah kondisi, diantaranya
adalah konsep administrator sekolah tentang minat dan kesiapan staf sekolah
untuk berpartisipsi dan efektifitas pengalaman perencanaan terdahulu.
Menyusun
Organisasi Sekolah
Ada pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan
organisasi. Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional
keterlibatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui
pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab.
Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu
mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain
dan tergantung kepada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas
dalam organisasi tersebut. Sifat tergantung antar satu bagian dengan bagin lain
menandakan bahwa organisasi yang dimaksudkan Schein adalah merupakan suatu sistem.
Di lingkungan system pendidikan kata organisasi umumnya dipakai dalam hubungan
dengan orang lain, pekerjaan, maksud keterangan yang disusun menjadi
keseluruhan yang berarti organisasi merupakan salah satu fungsi pokok dalam
suatu administrasi. Tanpa pengaruh menggabungkan dan mempersatukan ini,
fungsi-fungsi perencanaan, direksi, komunikasi dan sebagainya tidak akan
membawa manajemen pada tingkat yang sempuma.
Kepala sekolah sebagai adiministrator pendidikan perlu
menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya; dan melaksanakan pembagian tugas
serta wewenangnya kepada guru-guru dan pegawai sekolah sesuai struktur
organisasi sekolah yang telah disusun dan disepakati bersama.
Bertindak
Sebagai Pengarah
Menurut A. N.
Muhammad:
Pengarahan adalah kegiatan membimbing anak
buah dengan jalan memberi perintah (komando), memberi petunjuk, mendorong
semangat kerja, menegakkan disiplin memberikan berbagai usaha lainnya agar
mereka dalam melakukan pekerjaan mengikuti arah yang ditetapkan dalam petunjuk,
peraturan atau pedoman yang telah
ditetapkan. Dari uraian di atas menujukkan
bahwa pengarahan adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk
membimbing menggerakkan, dan mengatur semua staf agar mereka dapat bekerjasama
dan bekerja efektif dalam mencapai suatu tujuan.
Pengarahan adalah membuat semua anggota
kelompok mau bekerjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah dalam
menyelesaikan tugas dan pekerjaan di sekolah. Dengan adanya koordinasi serta
pengarahan yang baik dan berkelanjutan untuk menghindarkan kemungkinan
terjadinya persaingan yang tidak sehat antara bagian atau antar personel
sekolah, dan atau kesimpangsiuran dalam tindakan. Dengan kata lain, adanya
pengarahan yang baik memungkinkan semua bagian bekerjasama saling membantu ke
arah yang telah ditetapkan seperti kerjasama antara urusan kurikulum dan
pengajaran dengan guru-guru.
Bertindak
sebagai Koordinator
H. M. Darmanto
mengatakan:
Pengkoordinasian adalah kegiatan menghubungkan
orang-orang dan tugas-tugas sehingga terjalin kesatuan atau keselarasan
keputusan, kebijaksanaan, tindakan langkah, sikap serta tercegah dari
timbulnyapertentangan, kekacauan, kekembaran (duplikasi), kekosangan tindakan.
Koordinasi adalah salah satu fungsi yang penting dalam sebuah organisasi.
Koordinasi merupakan suatu usaha kerja sama, baik secara perorangan maupun
secara institusional. Dalam melakukan suatu kegiatan, setiap individu atau
instansi dapat bekerja dengan baik kalau ada kebulatan pemikiran dan kesatuan
tindakan yang terarah pada suatu sasaran yang telah ditentukan dan disepekati
bersama.
Sekolah adalah suatu organisasi yang kompleks
yang berorientasi kepada tujuan pendidikan. Dalam menyukseskan tugas-tugas
diperlukan suatu koordinasi dan bekerjasama yang baik dalam mencapai suatu
tujuan barsama.
Melakukan
Pengawasan
H. M. Darmanto
mengatakan:
Pengawasan ialah di mana proses administrasi
melihat apakah yang terjadi itu sesuai dengan yang seharusnya terjadi. Jika
tidak maka penyesuaian perlu dibuatnya. Jadi pengawasan adalah fungsi
administratif dalam mana setiap administrator memastikan bahwa apa yang
dikerjakan sesuai dengan yang dikehendaki. Ia meliputi pemeriksaan apakah semua
berjalan sesuai dengan rencana yang dibuat, instruksi yang dikeluarkan dan
prinsip-prinsip yang ditetapkan. Ia dimaksudkan untuk menunjukkan
kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan dan kemudian pembentukannya dan
mencegah pengulangannya.
Dalam pendidikan di sekolah pengawasan dipakai
dalam dua arti kata dalam pemakaiannya, secara umum pengawasan meliputi
kegiatan mengarahkan dan membimbing, maupun memeriksa, mempertimbangkan dan
menilai. Pengertian yang umum ini terdapat pada kata pengawasan sebagai
pekerjaan seorang “pengawas” atau terutama mengenai kegiatan-kegiatan yang
bersifat teknis yang biasa disebut “inspeksi”. Perhatiannya terpusat kepada
pelaksanaan-pelaksanaan serta hasil-hasilnya, kegiatannya meliputi memeriksa,
menilik, mempertimbangkan, dan menilai. Dengan begitu, kegiatannya dipikirkan
terutama sebagai proses penerapan kekuasaan melalui alat dan teknik pengawasan
untuk menetapkan apakah berbagai rancana, kebijaksanaan, instruksi, dan
prosedur yang dietapkan telah diikuti dan telah bekerja secara
efektif.Pengawasan diperlukan pada semua bidang kegiatan sekolah, program
pengajaran, personel, murid, keuangan, perumahan, perlengkapan,hubungan
masyarakat.
Di manapun di dalam organisasi sekolah
didapati suatu bentuk kegiatan, menerima murid, mengajar menyelenggarakan
ujian, menempatkan dan menguasai personel, menggunakan harta benda suatu bentuk
pengawasan yang cocok harus ada untuk membimbing kegiatan itu atau untuk
menilai hasil-hasilnya. Untuk mengawasi pengajaran dibuat kebijaksanaan tentang
maksud dan tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah-sekolah bagi murid yang akan
menempuh pengajaran suatu system penilaian prestasi murid diciptakan, dan
syarat-syarat kenaikan kelas serta peraturan ujian ditetapkan.
PERANAN
KEPALA SEKOLAH TERHADAP PERSONALIA
Staf
Pengajar (guru)
Pada waktu yang lampau, pada umumnya tugas
kewajiban guru hampir seluruhnya mengenai pekerjaan mengajar dalam arti
menyampaikan keterangan-keterangan dan fakta-fakta dari buku kepada murid,
memberi tugas-tugas dan memeriksanya. Sekarang guru harus juga memerhatikan
kepentingan-kepentingan sekolah, ikut serta menyelesaikan berbagai persoalan
yang dihadapi sekolah, yang kadang-kadang sangat kompleks sifatnya. Kegiatan
partisipasi kepala sekolah dalam membantu para guru dalam proses belajar
mengajar di sekolah sangat besar. Meningkatkan mutu belajar berarti
meningkatkan proses mengajar. Untuk itulah peranan kepala sekolah sangat besar.
Membantu Guru Melihat dengan Jelas Tujuan-tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan bukan sekedar merumuskan
dengan kata-kata yang indah tetapi harus dapat menjawab problematik pokok
apakah konsep ideal kita berhubungan erat dengan pandangan kita tentang
manusia. Kita dapat membedakan beberapa jenis tujuan pendidikan yaitu tujuan
umum (lengkap, total, akhir) tujuan kurikuler, tujuan instruksional umum dan
tujuan instruksional khusus.
Tujuan pendidikan menurut Langeveld adalah membentuk
manusia dewasa baik jasmani maupun rohani. Istilah “dewasa” mempunyai
pengertian yang berbeda menurut negara masing-masing. Tujuan pendidikan di
Indonesia adalah membentuk manusia yang mempunyai ciri-ciri yang sesuai dengan
yang termaktub dalam pancasila.
Membantu Guru dalam Membuat Persiapan Mengajar
Kegiatan guru di sekolah maupun di luar
sekolah sangat menuntut kesabaran, kelincahan dan juga keterampilan pengetahuan
dan pengalaman. Salah-satu kegiatan guru yang berhubungan erat dan tugas pokoknya
sebagai pengajar adalah membuat persiapan mengajar. Yaitu segala sesuatu yang
harus disediakan guru dalam hubungannya dengan kegiatan interaksi belajar
mengajar. Baik yang dapat diamati maupun yang bersifat abstrak. Sering didapati
guru mengajar tanpa persiapan mengajar yang matang. Hal itu tampak pada waktu
penampilannya di depan kelas. Gejala-gejalanya nampak antara lain pembicaraan
guru berputar-putar tidak jelas ujung pangkalnya, guru tampak gugup,
keterangan-keterangan guru sulit dipahami murid. Agar hal tersebut tidak
terjadi, maka kepala sekolah harus menolong guru-guru seperti itu dalam membuat
persiapan mengajar. Hal itu sesuai dangan fungsinya yaitu mengusahakan adanya
kerjasama dalam bentuk perbaikan dan peningkatan mutu yang berprinsip pada konstruktif,
kreatif, kooperatif, obyektif dan demokratis; yang mempunyai sasaran perbaikan
situasi belajar dar situasi mengajar.
Bantuan yang pertama yang harus diberikan oleh
kepala sekolah adalah mengenai persiapan mengajar, seorang guru dalam menjalankan
tugasnya, terutama tugas mengajar, hendaknya bukan sekedar mengajar (asal
pelajaran telah diberikan), tetapi hendaknya sebelum mengajar anak-anak
(murid-murid) harus mengadakan persiapan secara mantap agar tidak terjadi
hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang telah disebutkan diatas.
Persiapan-persiapan seharusnya dipersiapkan guru yaitu persiapan lahir dan
persiapan batin. Persiapan lahir adalah suatu persiapan yang bisa dilihat.
Persiapan ini dapat dibagi menjadi persiapan tak tertulis, misalnya persiapan
alat peraga, mencari sumber-sumber pengajaran dan lain sebagainya. Dan
persiapan tertulis yaitu persiapan-persiapan guru yang harus dipersiapkan dalam
bentuk tulisan.
Sedangkan persiapan batin yang dimaksudkan di
sini searti dengan persiapan mental. Persiapan mental ini penting artinya bagi
seorang guru, hal ini akan sangat berpengaruh terhadap penampilan guru itu pada
waktu memberikan pelajaran di depan siswa. Jika persiapan batin baik maka ia
akan memperlihatkan penampilan yang tenang, tidak ragu-ragu dan menunjukkan
sikap percaya diri sendiri, tidak kaku dan sebagainya. Dalam hal ini kepala
sekolah harus menunjukkan sikap bahwa kedatangan guru itu sungguh-sungguh
dinantikan dan diperlukan, selalu menghargai pekerjaan guru, memberikan
penghargaan dan pujian terhadap guru-guru yang berkreasi, harus mewujudkan
surat pegangan atau pedoman yang teguh, supaya guru tidak bimbang atau
ragu-ragu dalam setiap tindakannya, mengajak guru senantiasa memohon kekuatan
kepada Tuhan, agar mampu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.
Staf
Administrasi
Pengadaan pegawai merupakan proses awal dalam
kepegawaian. Proses pengadaan ini meliputi penarikan pegawai, penyaringan
pegawai dan penempatan perawat. Sebelum proses pengadaan pegawai dimulai ada
satu tahap yang harus dilaksanakan ialah tahap perencanaan personalia.
Perencanaan personalia bertujuan untuk mengetahui jumlah dan jenis pegawai yang
dibutuhkan. Untuk mengetahui jumlah dan jenis pegawai yang dibutuhkan perlu
diketahui dulu jumlah jenis yang ada. Untuk ini dilaksanakan intervariasi
pegawai. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pegawai dan yang
merupakan faktor yang sangat menentukan ialah anggaran yang tersedia. Banyak
unit-unit satuan organisasi yang memerlukan tenaga yang banyak, tetapi karena
terbentur pada anggaran yang tersedia, maka ditempuhlah sistem penjatahan dalam
penerimaan pegawai. Untuk mengadakan penerimaan pegawai ini tidak semua unit
organisasi diberi hak wewenang untuk menyelenggarakan pengadaan pegawai tetapi
hanya unit-unit organisasi pada tingkat tertentu yang diberi wewenang untuk
menyelenggarakan, misalnya untuk pengadaan guru-guruSMP dau SMU diselenggarakan
oleh kantor wilayah Departemen Pendidikan Nasional tingkat provinsi. Namun
penentuan berapa jumlah pegawai yang harus diterima beserta jenisnya ditentukan
oleh pemerintah pusat.
Agar personel dapat melaksanakan tugasnya
secara tepat guna, berdaya guna dan berhasil guna, mereka perlu ditata
berdasarkan prinsip “The Right man on the right place”, dengan memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut:
a. Latar
belakang pendidikan dan ijazah keahliannya.
b. Pengalaman
kerja terutama yang telah diminati atau telah ditekuni
c. Kemungkinan
pengembangan atau peningkatan kariernya.
d. Sikap atau
penampilan dan sifat atau kepribadiannya.
Mendayagunakan staf artinya memberi tugas yang
sesuai dengan kemampuannya, sehingga setiap orang dapat bekerja secara efektif
dan efisien langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh kepala sekolah antara
lain:
a. Tempatkan
orang pada jabatan atau tugas yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya,
b. Lakukan musyawarah dalam setiap penentuan
jabatan atau tugas sehingga baik yang menerima jabatan/tugas maupun staf yang
lain dapat menerima dengan perasaan senang,
c. Ciptakan kondisi kerja dan berikan
fasilitas agar pekerjaan/tugas yang diberikan dapat berjalan dengan baik,
d. Biasakan
memanfaatkan tenaga secara efisien
e. Kepala sekolah harus dapat menciptakan
tugas sehingga semua staf memiliki tugas masing-masing. Adanya staf yang
menganggur dapat menciptakan situasi kurang baik.
f. Berikan penghargaan, misalnya pujian dalam
rapat atau piagam jika ada staf sukses mengerjakan suatu tugas.
g. Kepala sekolah sangat berperan dan cukup
membantu dalam mengembangkan kemampuan personel nya dalam usaha mencapai
profesionalisme kerja yang optimal.
3.
GAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DI SMP NEGERI
23 SURABAYA
HASIL OBSERVASI KEPEMIMPINAN DENGAN METODE QUETIONER
SMP NEGERI 23 SURABAYA
No
|
Pertanyaan
|
Tidak
Pernah
|
Jarang
Sekali
|
Sering
|
selalu
|
1.
|
Apakah
Kepala sekolah menjelaskan tugas-tugas yang harus dikerjakan guru?
|
|
|
3
|
7
|
2.
|
Apakah
Kepala Sekolah menunjukkan hal-hal yang dapat menarik minat kerja guru?
|
|
|
5
|
5
|
3.
|
Apakah
Kepala sekolah mengajak stakeholder bersama-sama merumuskan tujuan sekolah?
|
|
|
7
|
3
|
4.
|
Apakah
Kepala Sekolah memberitahukan kepada guru tentang apa yang harus dan
bagaimana cara mengerjakan suatu pekerjaan?
|
|
|
8
|
2
|
5.
|
Apakah
Kepala Sekolah berupaya mengembangkan suasana bersahabat?
|
1
|
|
1
|
8
|
6.
|
Apakah
Kepala Sekolah bekerjasama dengan para guru untuk menyusun tugasnya
masing-masing?
|
1
|
|
4
|
5
|
7.
|
Apakah
Kepala sekolah menetapkan hubungna kerja yang jelas antara satu orang dengan
orang lain?
|
|
1
|
2
|
7
|
8.
|
Apakah
Kepala Sekolah memberi kesempatan kepada para guru untuk menyampaikan
perasaan dan perhatianya
|
|
1
|
5
|
4
|
9.
|
Apakah
kepala sekolah menggunakan partisipasi dari guru untuk melancarkan komunikasi
di sekolah
|
|
|
6
|
4
|
10.
|
Apakah
kepala sekolah melakukan instruksi yang jelas kepada para guru dan pegawai
|
|
|
3
|
7
|
11.
|
Apakah
kepala sekolah memperhatikan kerja kelompok dari pada kompetisi individual
|
|
1
|
5
|
4
|
12.
|
Apakah
kepala sekolah memperhatikan konflik-konflik yang terjadi pada guru dan
pegawai di sekolah
|
|
2
|
3
|
5
|
13.
|
Apakah
kepala sekolah mengatakan kepada para guru dan pegawai bagaimana caranya
mendapatkan penghargaan
|
|
|
7
|
3
|
14.
|
Apakah
kepala sekolah memberi hadiah kepada para guru mereka selalu bersemangat
kerja
|
4
|
1
|
4
|
1
|
15.
|
Apakah
kepala sekolah member kesempatan kepada para guru untuk mendiskusikan
masalah-masalah yang ada di sekolah
|
|
|
6
|
4
|
16.
|
Apakah
kepala sekolah member kesempatan kepada para guru agar merka selalu
bersemangat kerja
|
|
1
|
6
|
3
|
17.
|
Apakah kepala sekolah
membangun hubungan antara pribadi kepada guru dan pegawai
|
2
|
|
3
|
5
|
18.
|
Apakah
kepala sekolah memberikan perhatian pada guru dan pegawai yang tidak sukses
dalam menjalankan pekerjaan kerja
|
|
3
|
6
|
1
|
19.
|
Apakah
kepala sekolah mengenali peluang dan menggunakanya untuk kemajuan sekolah
|
|
|
4
|
6
|
20.
|
Apakah
kepala sekolah menjelaskan target yang akan dicapai oleh sekolah
|
|
|
2
|
8
|
21.
|
Apakah
kepala sekolah melakukan berbagai upaya untuk sekolah
|
|
|
3
|
7
|
22.
|
Apakah
kepala sekolah member kesempatan kepada guru untuk berlomba-lomba berprestasi
sdalam mencapai tujuan sekolah
|
|
1
|
3
|
6
|
23.
|
Apakah
kepala sekolah memotivasi kepada setiap guru untuk bersemangat mencapai
tujuan sekolah
|
|
1
|
2
|
7
|
24.
|
Apakah
kepala sekolah menggali sumber daya untuk mencapai tujuan sekolah
|
|
|
5
|
5
|
Dari hasil observasi tersebut dapat diketahui bahwa
kepala sekolah di SMPN 23 Surabaya sudah menjalankan tugas, fungsi, dan
tanggung jawab kepemimpinan sebagai kepala sekolah dengan baik. Dan dari segi
gaya kepemimpinan kepala sekolah termasuk dalam pemimpin yang bergaya participative dan diplomatis. Karena dalam menjalankan tugas pengajaran dan
kepegawain kepala sekolah selalu mengikutsertakan seluruh guru didalamnya.
Tetapi kepala sekolah kurang memperhatikan
konflik – konflik yang terjadi pada guru dan pegawai di sekolah. Kepala sekolah
kurang peka terhadap hal – hal yang dianggapnya kurang penting tetapi bagi guru
dan karyawan hal tersebut adalah penting. Namun berdasarkan wawancara yang
telah kami lakukan dengan beberapa siswa SMPN 23 Surabaya, kepala sekolah
adalah sosok seorang pemimpin yang disiplin, tegas, bertanggung jawab,
menjalankan aturan dengan benar, friendly dengan murid, ramah, dan melakukan
class visit terhadap kelas – kelas yang kosong serta peduli terhadap kebutuhan
murid.
Dan berdasarkan hasil wawancara tersebut
kepala sekolah di SMPN 23 Surabaya dalam waktu beberapa tahun kebelakang telah
mengalami tiga kali pergantian kepala sekolah. Yang pertama adalah Bapak
Kadaryo, Bapak Rifa’i, dan yang saat ini menjabat adalah Ibu Elly Dwi
Pudjiastuti. Menurut siswa dalam segi peraturan Bu Elly lebih disiplin dan
tegas, dapat dilihat dari perubahan tata tertib. Namun hukuman yang diterapkan
tidak berlebihan, contohnya siswa disuruh membawa tanaman jika mendapatkan
point pelanggaran melebihi yang sudah ditentukan.
Dalam kepemimpinan kepala sekolah yang
sekarang SMPN 23 Surabaya sudah meraih beberapa gelar kejuaraan, seperti :
1. Juara 2 Sekolah Adiwiyata
2. Juara 1 Lomba Futsal se-SMP Surabaya
3. Juara 3 Pencak Silat
Dengan diraihnya juara 2 sekolah adiwiyata
peraturan tentang kebersihan dan kehigienisan sekolah semakin diperketat.
Dengan tidak dibolehkannya penggunaan plastik, kertas minyak, serta saos di
lingkungan sekolah SMPN 23 Surabaya. Dan hanya menganjurkan penjualan minuman
dan makanan yang higienis. Untuk rencana kedepan kantin akan di perbaiki dengan
membangun pujasera di sebuah ruangan tersendiri, tidak seperti kantin yang
sekarang yang dari segi tatanan tempat kurang rapi dan tertib.
HASIL
WAWANCARA
Narasumber : Rusdiansyah IX D
Penanya : Dek, maaf mengganggu waktunya
sebentar. Kami kakak – kakak dari Universitas Negeri Surabaya mengadakan
observasi tentang kepemimpinan kepala sekolah. Kakak mau bertanya sebentar
boleh kan ?
Narasumber : Iya mbak
Penanya : Semenjak kamu bersekolah disini,
berapa kali mengalami pergantian kepala sekolah ?
Narasumber : 3 kali mbak
Penanya : Siapa saja itu ?
Narasumber : Pak Kadaryo, Pak Rifa’I dan Bu Elly, yang
Pak Daryo sama Pak Rifa’I iru sudah pension mbak.
Penanya : Sudah berapa lama Bu Elly menjabat di
sini?
Narasumber : 6 bulan
Penanya : Menurut pendapat kamu, bagaimanakah
kepala sekolah yang sekarang ini ?
Narasumber : Kepala sekolah yang sekarang itu orangnya
semakin disiplin, sekolahannya semakin maju, contohnya murid semakin disiplin,
tetapi kepala sekolah yang sekarang ini kalau menjalankan system tanpa
bersosialisasi dengan murid.
Penanya : Kalau kepala sekolah yang dulu itu
seperti apa orangnya ?
Narasumber : Yang dulu itu lebih santai mbak.
Penanya : Jadi kepala sekolah yang sekarang ini
lebih disiplin dalam peraturan. Iya terima kasih kalau begitu atas waktu yang
diberikan, silakan melanjutkn aktivitasnya kembali.
Narasumber : Iya
mbak sama – sama.
Narasumber : Aryo XE
Penanya : Dek, maaf mengganggu waktunya
sebentar. Kami kakak – kakak dari Universitas Negeri Surabaya mengadakan
observasi tentang kepemimpinan kepala sekolah. Kakak mau bertanya sebentar
boleh kan ?
Narasumber : Iya mbak
Penanya : Semenjak kamu bersekolah disini,
berapa kali mengalami pergantian kepala sekolah ?
Narasumber : 3 kali mbak
Penanya : Siapa saja itu ?
Narasumber : Pak Kadaryo, Pak Rifa’I dan Bu Elly, yang
Pak Daryo sama Pak Rifa’I iru sudah pension mbak.
Penanya : Menurut pendapat kamu, bagaimanakah
kepala sekolah yang sekarang ini ?
Narasumber : Sekarang itu orangnya bertanggung jawab,
memperbaiki fasilitas, aturannya itu dijalankan dengan benar mbak, sama lebih
friendly dengan murid – murid.
Penanya : Kalau kepala sekolah yang dulu itu
seperti apa orangnya ?
Narasumber : Kepala sekolah yang dulu jarang
menjalankan tugas, karena orangnya juga menjadi kepala sekolah di SMPN 17
mabak.
Penanya : Iya terima kasih kalau begitu atas
waktu yang diberikan, silakan melanjutkn aktivitasnya kembali.
Narasumber : Iya mbak sama – sama.
Narasumber : Dina IX B
Penanya : Dek, maaf mengganggu waktunya
sebentar. Kami kakak – kakak dari Universitas Negeri Surabaya mengadakan
observasi tentang kepemimpinan kepala sekolah. Kakak mau bertanya sebentar
boleh kan ?
Narasumber : Iya mbak
Penanya : Menurut pendapat kamu, bagaimanakah
kepala sekolah yang sekarang ini ?
Narasumber : Kalau yang sekarang itu lebih peduli,
lebih disiplin, friendly. Siswa juga tidak mengeluh dalam menjalankan aturan.
Aturannya masih wajar – wajar saja mbak.
Penanya : Kalau kepala sekolah yang dulu itu
seperti apa orangnya ?
Narasumber : Tidak berani menyapa mbak kalau sama
kepala sekolah yang dulu.
Penanya : Kenapa kok tidak berani menyapa ?
Narasumber : Iya gitu mbak ( sambil tertawa kecil )
Penananya : Jadi lebih enak kepala sekolah yang
sekarang ya dari pada yang dulu ?
Narasumber : Iya mbak
Penanya : Iya terima kasih kalau begitu atas
waktu yang diberikan, silakan melanjutkan aktivitasnya kembali.
Narasumber : Iya mbak sama – sama.
Narasumber : M. Yusuf IX A
Kalya
IX
Penanya : Dek, maaf mengganggu waktunya sebentar. Kami
kakak – kakak dari Universitas Negeri
Surabaya mengadakan observasi tentang kepemimpinan kepala sekolah. Kakak mau
bertanya sebentar boleh kan?
Narasumber : Iya mbak boleh
Penanya : Dek menurut pendapat kalian,
bagaimanakah kepala sekolah yang sekarang ini?
Narasumber : Ramah mbak, disiplin, lebih enak, tegas,
Penanya : Enakan kepala sekolah yang dulu apa
yang sekarang ?
Narasumber : Enakan yang sekarang dari pada dulu
Penanya : Kalau masalah peraturan bagaimana ?
Narasumber : Tidak ada hukuman yang berlebihan, tapi kalu
sudah melewati point yang ditentukan hukumannya suruh menbawa tanaman dari
rumah untuk di taruh di sekolah mbak
Penanya : Terlalu berlebihan atau tidak menurut
kalian
Narasumber : Tidak mbak, wajar.
Penanya : Pernah dihukum karena kesalahan
tertentu ?
Narasumber : Belum pernah
Penanya :
Kepa sekolah suka keliling, melihat – lihat proses belajar ?
Narasumber : Biyasanya keliling kalau ada kelas kosong
Tanya waktunya pelajaran apa, apa ada tugas gitu mbak.
Penanya : Setelah itu kepala sekolah menyuruh
untuk mencari gurunya atau tidak?
Narasumber : Iya mbak, suruh nyari.
Penanya : Iya terima kasih kalau begitu atas
waktu yang diberikan, silakan melanjutkn aktivitasnya kembali.
Narasumber : Iya
mbak sama – sama.
Narasumber : Fandi VII i
Farid VII i
Mario
VII i
Penanya : Dek,
maaf mengganggu waktunya sebentar. Kami kakak – kakak dari Universitas Negeri Surabaya mengadakan
observasi tentang kepemimpinan kepala sekolah. Kakak mau bertanya sebentar
boleh kan?
Narasumber : Iya mbak boleh
Penanya : Dek menurut pendapat kalian,
bagaimanakah kepala sekolah yang sekarang ini?
Narasumber : Ramah mbak, disiplin
Penanya : Enakan kepala sekolah yang dulu apa
yang sekarang ?
Narasumber : Enakan yang sekarang mbak
Penanya : Kalau masalah peraturan bagaimana ?
Narasumber : Iya begitu mbak
Penanya : Terlalu berlebihan atau tidak menurut
kalian
Narasumber : Enggak mbak, biasa, wajarlah mbak.
Penanya : Pernah dihukum karena kesalahan
tertentu ?
Narasumber : Belum pernah
Penanya : Kalau ada kelas yang kosong itu
tindakan kepala sekolah apa ?
Narasumber : Biayasanya masuk ke kelas yang kosong terus
bertanta waktunya pelajaran apa?
Penanya : Setelah itu kepala sekolah menyuruh
untuk mencari gurunya atau tidak?
Narasumber : Iya mbak, suruh nyari.
Penanya : Berarti kepala sekolah sering
mengontrol kegiatan pembelajaran ?
Narasumber : Iya mbak
Penanya : Iya
terima kasih kalau begitu atas waktu yang diberikan, silakan melanjutkn
aktivitasnya kembali.
Narasumber : Iya
mbak sama – sama.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan
observasi yang kami lakukan dengan cara wawancara dan penyebaran angket tentang
kepemimpinan kepala sekolah di SMP Negeri 23 Surabaya dapat diketahui bahwa
kepala sekolah di SMP Negeri sudah
menjalankan tugas, fungsi, dan peranan kepala sekolah dengan baik. Dan dilihat
dari hasil pengisian angket yang kami sebarkan, kepala sekolah merupakan type
pemimpin yang participative dan diplomatis. Dimana dalam pelaksanaan tugas
kependidikan maupun kepegawaian selalu melibatkan guru dan karyawan yang
relevan dengan tugas yang diberikan.
Karena pemimpin yang tegas, disiplin,
bertanggung jawab, dan mampu mengorganisasikan seluruh komponen yang ada dengan
baik merupakan salah satu ciri dari pemimpin yang baik maka kepemimpianan
kepala sekolah di SMP Negeri 23 Surabaya dapat dikatakan sebagai pemimpin yang
baik.
SARAN
Saran kami terhadap kepemimpinan di SMPN 23
Surabaya adalah kami berharap kepemimpinan yang telah terbangun dengan baik di
SMPN 23 Surabaya untuk tetap di pertahankan, dan jika memungkinkan lebih
ditingkatkan lagi demi kemajuan dan kesuksesan SMP Negeri 23 Surabaya di bidang
pendidikan.
LAMPIRAN