Kamis, 08 November 2012

Tugas 2 Mata Kuliah Kepemimpinan


NAMA            : DEFI SITA AYU
NIM                : 108554226
KELAS           : PAP 10 B


Tugas 2 Mata Kuliah Kepemimpinan
Pertanyaan:
  1. Jelaskan Secara Skematik Hirarki Kewenangan Seorang Pemimpin!
  2. Jelaskan Tahapan Pengambilan Keputusan Pimpinan Dalam Organisasi!
  3. Jelaskan Perbedaan Pimpinan, Kepala Dan Manajer!
  4. Jelaskan Secara Fungsi Administratif Seorang Pemimpin Dalam Organisasi Pendidikan!
  5. Jelaskan Secara Konseptual Tugas Pokok Fungsi Seorang Pemimpin Dalam Organisasi Pendidikan!

Jawaban:
1. Skema Hirarki Kewenangan Seorang Pemimpin
Penentu pekerjaan manajer yang paling penting adalah tingkatan hierarki. Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi tiga tingkatan yaitu : manajer puncak (top manager), manajer menengah (middle manager) , dan manajer lini pertama.
Description: http://manaje-men.com/tingkatan-manajer.jpg

1.    Manajer Puncak (top manager)
Manajer puncak berada pada puncak hierarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Mereka menyandang jabatan seperti presiden, ketua, direktur eksekutif, presiden direktur (chief executive officer - CEO), dan wakil presiden eksekutif. Manajer puncak bertanggung jawab untuk menentukan tujuan organisasi, menetapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut, mengawasi dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, serta mengambil keputusan yang mempengaruhi  seluruh organisasi. Mereka memandang kedepan dalam jangka panjang , memperhatikan tren lingkungan secara umum, dan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan. Di antara tanggung jawab yang paling penting untuk manajer puncak adalah mengkomunikasikan visi bersama untuk organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan menjaga semangat kewirausahaan yang dapat membantu perusahaan menyeimbangi perusahaan yang cepat. Terlebih pada masa sekarang, manajer puncak harus melibatkan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan unik dari masing – masing karyawan.
2. Manajer Menengah (middle manager)
 Manajer menengah bekerja pada tingkat menengah organisasi dan bertanggung jawab atas unit usaha dan departemen utama. Contoh manajer menengah ini adalah kepala departemen, kepala divisi, manajer kendali mutu, dan direktur laboratorium riset. Manajer menengah umumnya memiliki dua atau lebih tingkatan manajemen di bawahnya. Mereka bertanggung jawab atas implementasi strategi secara keseluruhan dan kebijakan yang ditentukan oleh manajer puncak. Manajer menengah umumnya berurusan dengan masa depan yang tidak terlalu jauh dan diharapkan dapat membina hubungan baik dengan sesama manajer di dalam organisasi, mendorong kerja tim, dan menyelesaikan konflik.
3. Manajer Lini Pertama (first-line manager)
 Manajer lini pertama secara langsung bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa. Mereka merupakan tingkatan pertama atau kedua manajemen dan memegang jabatan sebagai penyelia, manajer lini, kepala seksi, dan manajer kantor. Mereka bertanggung jawab atas sekelompopk karyawan non manajemen. Perhatian mereka yang utama adalah penerapan aturan dan prosedur untuk mencapai produksi yang efisien, memberikan bantuan teknis, dan memotivasi bawahan. Jangka waktu pada tingkat ini terbilang pendek , dengan penekanan pada pencapaian tujuan dari hari kehari.

2. Tahapan Pengambilan Keputusan Pimpinan dalam Organisasi
A. Perumusan Keputusan
1. Identifikasi masalah Keputusan diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh pembuat keputusan adalah masalah-masalah apa saja yang harus diputuskan. Masalah yang harus mendapat perhatian adalah masalah-masalah mendasar yang mempunyai dampak luas dan menyeluruh bagi anggota dan bagi organisasi. Masalah-masalah ini disebut dengan “generic problems”.
2. Perumusan tujuan
Tujuan apakah yang harus dicapai melalui pemecahan suatu masalah? Kejelasan tujuan ini diperlukan sebagai pedoman untuk menentukan pilihan-pilihan keputusan yang paling tepat untuk suatu masalah. Keberhasilan suatu keputusan ditentukan oleh “apakah tujuan yang sudah ditetapkan itu akhirnya dapat dicapai atau tidak”.
3. Identifikasi Alternatif Solusi Alternatif solusi atau pemecahan untuk suatu masalah sangat penting karena setiap masalah tidak mungkin dipecahkan hanya oleh suatu cara pemecahan saja. Alternatif-alternatif ini diperlukan untuk sampai kepada pilihan keputusan yang tepat dengan resiko yang sangat minimal. Identifikasi alternatif solusi ini ditentukan oleh: latar belakang pendidikan, pengalaman hidup, tingkat kecerdasan, kemampuan antisipatif, kemampuan berfikir kedepan, imaginasi, cita-cita, kreativitas, dan kemampuan untuk melihat secara jeli setiap resiko dan dampak serta peluang yang mungkin diciptakan oleh suatu alternatif keputusan tertentu.
4. Penentuan Kriteria Pemilihan Alternatif Solusi
Kriteria suatu alternatif pemecahan sangat sulit dikembangkan secara pasti, karena sangat bergantung kepada kondisi dan visi pembuat dan pelaksana. keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Namun demikian kriteria umum dapat diungkap seperti dibawah ini:
a. Alternatif solusi itu harus tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
b. Altertnatif solusi itu harus jelas dampak, resiko dan peluang yang mungkin diciptakan
c. Alternatif solusi itu harus feasible untuk dilaksanakan
d. Alternatif solusi itu harus tidak bertentangan dengan nilai, etika, moral yang dipegang oleh anggota organisasi dan oleh organisasi.
e. Alternatif solusi itu harus membawa perubahan bagi organisasi menuju yang lebih baik dari keadaan sekarang.
5. Penentuan Pilihan Alternatif Solusi (Keputusan) Penentuan pilihan solusi atau keputusan ini dalam tahapan pembuatan keputusan merupakan tahapan yang sangat kritis dan sangat menentukan. Pembuat keputusan atas dasar semua pilihan yang tersedia, dengan berbagai resiko, dampak dan peluang akhirnya harus sampai pada suatu titik pilihan keputusan. Pilihan ini harus diambil dengan kecermatan, kejelian, keberanian, tanggung jawab, dan komitmen yang besar.

B. Implentasi Keputusan
1. Legalisasi Keputusan Langkah ini diperlukan dalam suatu proses pembuatan keputusan sebagai suatu cara untuk memperoleh keabsahan dan komitmen serta dasar hokum dari suatu keputusan sehingga seluruh anggota, unsur-unsur pimpinan dan seluruh jajaran organisasi terikat untuk melaksanakan keputusan itu. Legalisasi ini diwujudkan berdasarkan ketentuan yang diberlakukan dalam suatu organisasi.
2. Plan of actions Atas dasar keputusan formal organisasi yang secara hukum memperoleh kekuatan, maka rancangan oprasional atau plan of action dapat disusun. Plan of action mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Objective dan sasaran operasional
b. Penentuan tugas dan tanggung jawab bagi setiap, personel yang terlibat
c. Mekanisme organisasi dalam melaksanakan keputusan termasuk mekanisme pengawasan
d. Penentuan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk setiap kegiatan, termasuk sumber dana
e. Time-line dari langkah awal hingga langkah review dan evaluasi

3. Sosialisasi dan Komunikasi
Langkah ini dipandang strategis untuk memasyarakatkan keputusan agar setiap orang memahami dalam rangka memenangkan dukungan untuk upaya yang mengandung pembaharuan. Tujuan yang perlu dicapai adalah support atau dukungan dari segenap anggota atau masyarakat organisasi terhadap upaya yang akan dilaksanakan. Sosialisasi dan komunikasi ini harus dirancang secara sistematik untuk menciptakan kondisi dan suasana yang favourable. Kritikan dan resistansi harus diantisipasi dan langkah-langkah penanggulangannya sudah harus disiapkan. Keseluruhan jalur komunikasi organisasi dan media teknologi yang diperlukan harus dimobilisir sedemikian rupa sehingga suasana yang favourable itu dapat diciptakan. Winning the support dari masyarakat begitu penting untuk ikut mendorong terwujudnya hasil yang diharapkan.
4. Action Tahapan ini merupakan titik tumpu untuk keberhasilan tahapan implementasi keputusan. Tahapan action ini merupakan ”putting thing into practice”. Keseluruhan persiapan termasuk mekanisme organisasi yang telah disusun dicoba untuk bekerja melaksanakan keputusan yang telah diambil. Koordinasi, Komunikasi, dan kerja sama adalah kunci dari kelancaran proses implementasi ini. Dalam pelaksanaan action ini ada beberapa hal yang kritis yaitu: organisasi, personnel, dan dana dalam suatu interaksi manajemen. Unsur kemampuan pimpinan untuk menggerakan rancangan adalah sangat penting. Pada awal action tentu akan ditemui berbagai kesulitan, pada langkah awal inilah diperlukan kesiapan seluruh aparat eksekutif untuk selalu siaga dalam menangani berbagai kesulitan yang muncul.
5. Pengawasan Pengawasan adalah salah satu unsur yang dapat dimanfaatkan untuk membantu kelancaran implementasi. Pengawasan ini mencakup pemantauan atau monitoring, evaluasi dan intervensi untuk meluruskan apa yang ditemui tidak sesuai dengan ketentuan dan aturan yang telah ditentukan. Pengawasan ini dapat dilakukan oleh aparat yang ditunjuk untuk itu, atau langsung oleh unsur pimpinan kepada bawahannya.
6. Review dan evaluasi
Review adalah kaji ulang setiap langkah dan tahapan yang telah dilaksanakan sedangkan evaluasi adalah proses penilaian untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas manajemen dalam rangka melaksanakan keputusan. Kegiatan ini tidak harus menunggu hingga keseluruhan langkah implementasi selesai, tapi dapat dilaksanakan secara terjadwal dan kontinue dalam rintangan waktu yang telah ditentukan. Dengan sistem review dan evaluasi seperti ini keseluruhan gambaran proses implementasi dapat di ketahui tingkat kemajuannya, kesulitannya dan hambatannya, karena itu langkah-langkah teknis untuk mengatasi semua persoalan dapat disusun secara sistemik dan sistematik. V. Pembuatan Keputusan dan Prilaku Pemimpin Walaupun proses pembuatan keputusan itu dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti shared decision making, participative decision making, namun pada dasarnya pembuat keputusan itu merupakan salah satu tugas utama pemimpin. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembuat keputusan, pemimpin mempunyai peluang untuk berkreatif. Shared decisions making, Participative decision making, group decision making atau team decision making merupakan bentuk proses pembuatan pembuatan keputusan yang melibatkan orang lain sekurang-kurangnya untuk memberikan pertimbangan dalam memutuskan. Pembuatan keputusan seperti ini penting dalam rangka memantapkan kehidupan demokrasi.
Ini juga sekaligus mengandung implikasi bahwa fungsi pembuatan keputusan sesungguhnya merupakan seperangkat prilaku kepemimpinan dalam melaksanakan tugas pemimpin. Karena pembuatan keputusan itu merupakan prilaku pemimpin, maka styles pembuatan keputusan itu integrasi kedalam styles kepemimpinan seperti yang dituangkan dalam teori Tanembaum. Teori ini menampilkan perpaduan antara styles kepemimpinan dengan pembuatan keputusan dengan dua dimensi: dimensi demokratik dan dimensi otokratik yang bergerak dari dua titik yang berlawanan. Semakin jauh dari titik otokratik, maka styles pembuatan keputusan pemimpin itu semakin demokratik. Sebaliknya semakin jauh dari titik demokratik, styles pembuatan keputusan semakin otokratik. Dalam teori kepemimpinan situasional, styles kepemimpinan disesuaikan dengan dimensi tingkat kematangan yang dipimpin. bilamana tingkat kematangan yang dipimpin itu berada pada tingkat yang tinggi atau mature, maka styles kepemimpinan cenderung participatif dan delegating termasuk dalam proses pembuatan keputusan. Teori X dan teori Y mengangkat dua tipe prilaku yang dipimpin. Apabila yang dipimpin itu mempunyai ciri tipe X maka dalam proses pembuatan keputusan cenderung tidak mempartisipasikan bawahan, artinya peran prilaku pemimpin semakin dominan. Namun bilamana bawahan memiliki ciri Y maka pembuatan keputusan cenderung melibatkan bawahan, dan prilaku pemimpin tidak dominan. Teori Z yang dikembangkan oleh William Ouchi menampilkan gaya pembuatan keputusan yang bercirikan collective atau team atau grup. Pemimpin dan yang dipimpin cenderung merupakan satu kesatuan yang harmonis sehingga rasa memiliki dan rasa keterikatan terbina pada semua pihak, karena keputusan merupakan hasil bersama. Teori ini berasumsi bahwa organisasi itu adalah rumah kita bersama yang harus dijaga, dilindungi dan dipelihara bersama.

3. Perbedaan Pimpinan, Kepala Dan Manajer
Perbedaan seorang manager dengan seorang pemimpin

Manager
Pemimpin
1.


2.

3.


4.

 5.  


Menekankan kepada mengelola pekerjaan dan bawahan berdasarkan petunjuk-petunjuk yang sudah baku.

Hanya berusaha memelihara usaha dan pekerjaan yang ada demi kelancaran dan keamanannya.
 Mengandalkan sistem yang ada sebagai penentu keberhasilan.

Meyakini bahwa kendali dan kontrol yang baik, akan membawa hasil yang baik.

Berpegang teguh kepada peraturan dan ketentuan dengan prinsip bekerja dengan benar.
Berani melakukan inovatif dan kreatif dalam menciptakan ide-ide baru, tanpa ketergantungan dengan kondisi yang ada.
 Berusaha mengembangan usaha dan pekerjaan dan tidak puas dengan hasil yang ada.

Lebih mengandalkan orang-orang dan kerjasama yang baik di antara mereka.
Mengandalkan kepercayaan kepada personal dan memberikan keleluasaan kepada bawahan untuk bekerja dan memelihara suasana demokratis.

Selalu mendengarkan hati nurani dan berusaha melakukan yang benar menurut hati nuraninya tersebut.

     Perbedaan Kepala dengan Pimpinan
1.    Kepala diangkat oleh kekuasaan atau instansi tertentu, sedangkan seorang pemimpin dipilih oleh anak buah atau diangkat oleh suatu kekuasaan juga, akan tetapi disertai penerimaan baik dan pengakuan anak buahnya
2.   Kekuasaan seorang kepala biasanya dari atau berdasarkan pada kekuasaan peraturan-peraturan serta kekuatan atasannya, sedangkan kekuasaan pemimpin selain menurut peraturan juga berlandaskan pada kepercayaan para anak buah terhadapnya
      Perbedaan Kepala dengan Pimpinan
3.   Seorang kepala bertindak sebagai penguasa, sedangkan pemimpin berperan sebagai pencetus ide-ide organisasi dan koordinator
4.   Kepala bertanggung jawab terhadap atasannya dan pihak ketiga, akan tetapi tidak mau bertanggung jawab terhadap anak buahnya, sedangkan seorang pemimpin, selain bertanggung jawab terhadap atasan dan pihak ketiga, juga mau dan bersedia mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada mereka yang dipimpin.

4. Kepala Sekolah sebagai Administrator
Kepala sekolah sebagai administrator bermakna kepala sekolah sebagai insan yang mengatur penatalaksanaan sistem administrasi pendidikan. Kepala sekolah sebagai administrator bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Ia selalu berusaha agar segala sesuatu disekolahnya berjalan lancar. Hal tersebut mencakup seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan, personalia, sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolahnya. Untuk itu, Kepala sekolah harus mampu menjabarkan kemampuan di atas dalam tugas-tugas operasional sebagai berikut:
1. Kemampuan mengelola kurikulum harus diwujudkan dalam kelengkapan penyusunan data administrasi pembelajaran; penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling; penyusunan kelengkapan data kegiatan praktikum; dan penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar peserta didik di perpustakaan.
2. Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik; penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler, dan penyususnan kelengkapan data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua peserta didik.
3. Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru; serta pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan nonguru, seperti pustakawan, laporan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan teknisi.
4. Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam pengembangan dan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang; pengembangan data administrasi meubeler; pengembangan kelengkapan data administrasi alat mesin kantor; pengembangan administrasi buku-buku atau bahan pustaka; dan pengembangan kelengkapan data administrasi alat laboratorium. 5) Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi surat masuk, surat keluar, surat keputusan, dan surat edaran.
5. Kemampuan mengelola administrasi keuangan harus diwujudkan dalam mengembangkan administrasi keuangan rutin, administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, dari pemerintah, dan bantuan dan operasional.
Dalam melaksanakan tugas-tugas di atas maka:
 a. Kepala sekolah harus mampu bertindak situasional, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Meskipun demikian kepala sekolah harus lebih mengutamakan tugas, tetapi juga harus menjaga hubungan kemanusiaan dengan para stafnya, agar setiap tenaga kepandidikan dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
 b. Kepala sekolah hendaknya terbuka tetapi tetap menjaga jarak dengan para tenaga kepandidikan, agar mereka bisa mengemukakan berbagai permasalahn yang dihadapi.
c. Kepala sekolah menggunakan gaya gabungan antara pembagian tugas dan hubungan manusiawi.
Sebagai syarat mutlak menjadi kepala sekolah yang berkompeten, harus mampu dengan baik melaksanakan fungsi-fungsi administrasi pendidikan, yang meliputi perencanaan, penyusunan organisasi sekolah, pengoordinasian dan pengarahan serta pengelolaan kepegawaian.

5. Tugas Pokok Fungsi Seorang Pemimpin dalam Organisasi Pendidikan.
Kepala sekolah mempunyai tugas memimpin dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan pembelajaran di Sekolah. Kepala sekolah berfungsi
dan bertugas sebagai edukator, manajer, administrator dan supervisor,
pemimpin/leader inovator, motivator, rincian tugasnya sebagai berikut :
1) Kepala sekolah Sebagai Edukator
Kepala sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses belajar
mengajar secara efektif dan effisien (lihat tugas guru).
2) Kepala sekolah Selaku Manajer, mempunyai tugas :
a) Menyusun perencanaan
b) Mengorganisasikan kegiatan
c) Mengarahkan kegiatan
d) Mengkoordinasikan kegiatan
e) Melaksanakan pengawasan
f) Melakukan evaluasi terhadap kegiatan
g) Menentukan kebijaksanaan
h) Mengadakan rapat
i) Mengambil keputusan
j) Mengatur proses belajar mengajar
k) Mengatur administrasi ketatausahaan, siswa, ketenagaan, sarana dan
prasarana, keuangan/RAPBS
l) Mengatur organisasi siswa intra sekolah (OSIS)
m) Mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat dan instansi terkait
3) Kepala sekolah Selaku Administrator
Bertugas menyelenggarakan administrasi perencanaan, perpustakaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoodinasian, pengawasan, kurikulum,
kesiswaan, ketaausahaan, ketenagaan, kantor, keuangan, laboratorium,
ruang keterampilan/kesenian, bimbingan konseling, Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS), Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), serbaguna,
media, gudang dan 7 K.
4) Kepala sekolah Selaku Supervisor
Bertugas menyelenggarakan supervisi mengenai:
a) Proses Belajar Mengajar
b) Kegiatan bimbingan dan konseling
c) Kegiatan ekstra kurikuler
d) Kegiatan ketatausahaan
e) Kegiatan kerjasama dengan masyarakat dan instansi terkait
f) Sarana dan prasarana
g) Kegiatan OSIS
h) Kegiatan 7 K
5) Kepala sekolah Selaku Pimpinan/Leader
a) Dapat dipercaya, jujur dan bertanggungjawab
b) Memahami kondisi kondisi guru, karyawan dan siswa
c) Memiliki visi dan memahami misi sekolah
d) Mengambil keputusan urusan intern dan ekstern sekolah
e) Membuat, mencari dan memilih gagasan baru
6) Kepala sekolah Sebagai Inovator
Melakukan pembaharuan dibidang:
a) KBM
b) BK
c) Ekstrakurikuler
d) Pengadaan
e) Melaksanakan pembinaan guru dan karyawan
f) Melakukan pembaharuan dalam menggali sumber daya di komite
sekolah dan masyarakat.
7) Kepala sekolah Sebagai Motivator
a) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk bekerja
b) Mengatur ruang kantor yang konduktif untuk KBM/BK
c) Mengatur ruang laboratorium yang konduktif untuk praktikum
d) Mengatur ruang perpustakaan yang konduktif untuk belajar
e) Mengatur halaman/lingkungan Sekolah yang sejuk dan teratur

f) Menciptakan hubungan kerja yang harmonis sesama guru dan
karyawan
g) Menciptakan hubungan kerja yang harmmonis antar Sekolah dan
lingkungan
h) Menerapkan prinsip penghargaan dan hukuman. Dalam melaksanakan
tugasnya, Kepala sekolah dapat mendelegasikan kepada wakil kepala
sekolah.

Sumber:
http://id.scribd.com/doc/83598185/Kepala-Sekolah-Sebagai-Administrator-Dan-Supervisor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar